10 April 2010

Bunda Sakit

Entah karena apa, Bunda sakit punggung dan pinggulnya sehingga tidak bisa membungkuk. Bahkan jika berjalan pun sakit sehingga harus ditopang oleh tangan.

ketika sakit Bunda tidak bisa memandikan Kalila dan Kaysan. Sore-sore Kalila berkata, "Bunda aku gerah". Bunda jawab "Sebentar ya Kak, Bunda berbaring dulu sampai punggungnya mendingan". Kakak bilang lagi "Bunda, aku gerah, tapi kalau Bunda sakit aku tidak apa kok gerah-gerahan" huhuhu...jadi terharu sekali.

Ketika Bunda sedang mencoba berdiri untuk memandikan Kalila dan Kaysan. Tiba-tiba Kalila berlari mengambil baju dan langsung ke kamar mandi untuk mandi sendiri. Setelah selesai Kakak menghampiri Bunda dan berkata "Aku sudah mandi, coba cek, rambut, muka, punggung, dada, perut, tangan dan kakiku. Bersih tidak ?" wah...jadi makin terharu Bunda. Adik akhirnya diseka diwastafel aja sama Bunda.

Ketika Bunda sakit Kalila juga jadi tahu kalau ternyata sholat boleh dilakukan sambil duduk. Biasanya Kalila ikutan Bunda kalau Bunda sholat, jadi ketika Bunda sholat sambil duduk, dia juga ikutan sambil duduk.

Dalam peristiwa sakit ini juga, Kalila jadi sempat bertanya "Aku boleh dekat Bunda ?" Takut tertular maksudnya. Karena beberapa hari sebelumnya, kita kerumah sepupu Kalila dan dia sedang sakit mata. Segera Bunda ajak Kalila dan Kaysan pulang karena takut tertular. Jadi Bunda menjelaskan ada penyakit yang bisa menular dan tidak menular.

01 April 2010

Pengendalian Emosi

Bunda ini orangnya tidak sabaran. Sore-sore ketika ayah baru pulang dari Kantor, Kalila ingin bermain Shark Attack dengan komputer Ayah. Ketika sudah dinyalakan, ternyata volumenya terlalu keras, Bunda memintanya untuk mengecilkan volumenya karena tidak baik mendengar suara terlalu keras. Dia menolaknya sambil tetap memegangi tombol volume.

Saat itu Bunda sambil marah-marah berkata "Bunda telinganya normal, Kakak telinganya normal, jadi seharusnya bisa mendengar suara sekecil ini." sambil tangan Bunda mengecilkan volume.

Akibatnya : Kalila menangis keras sekali dan memukul keyboard komputer dengan kencang. Bunda butuh penenangan diri dulu. Karena baru selesai membaca bukunya Mba Maria, Anakku tidak (mau) sekolah, jadi ingat bahwa marahnya diberi penjelasan dengan bahasa yang bisa dimengerti.

Akhirnya Bunda kembali ke Kalila yang masih menangis (sebelumnya Bunda duduk di pojok kamar pindah kesamping Kalila di tempat tidur). Bunda menjelaskan lagi secara baik-baik setelah sebelumnya menyuruhnya menghentikan tangisnya. Bunda telinganya sehat, tidak sakit, jadi bisa mendengar suara pelan. Kalila telinganya sakit tidak ? Tidak jawabnya. Jadi, kalau tidak sakit seharusnya bisa mendengar suara yang pelan seperti ini. Dengar tidak Kakak ? Dengar Bunda, jawab Kakak.

Setelah itu Bunda meminta maaf karena sudah marah-marah dan Kalila langsung menangis memelukku sambil meminta maaf juga.

Anakku yang sholeha...maaf ya Kak..

Negara, Kota, Visa dan Passport

Kalila senang bermain dengan globe yang ada di kamar Uncle. Dari situ juga dia mengetahui nama-nama negara.

Namun dia belum bisa membedakan mana nama kota mana nama negara. Sampai akhirnya dia ingat ketika kita membuat passport. Dan Bunda bilang Passport itu digunakan jika kita ingin pergi keluar negeri. Keluar dari negara kita, Indonesia.

"Bunda kalau kita ke Yogya pakai passport ga ?" Tidak jawab Bunda, berarti keluar kota ya ? Ke Singapore ? pakai passport. Ke Bandung ? Tidak. Berarti Singapore nama negara ya ?

Untuk perjalanan kita pertengahan April nanti selain passport kita memerlukan Visa.
Visa untuk apa ? Surat izin untuk memasuki suatu negara.

Belum terlalu mengerti sih dia, tapi dia sudah mengikuti prosesnya dari mempersiapkan dokumen, fotokopi, hingga mengantarnya ke kedutaan besar.

Ketika visanya sudah selesai, komennya hanya "I wear capuchon on my Photo" hehehe

Bunda mengajak Kalila dan Kaysan untuk terlibat dalam setiap hal yang Bunda lakukan agar mereka tahu. Terbukti ketika Bunda menjelaskan tentang luar negeri dan luar kota Kalila ingat tentang kantor imigrasi ketika ia mengurus passport.